Sunday, March 11, 2012

pengaruh menopause pada kesehatan mental

Pengaruh menopause pada kesehatan mental
Menopause buat para wanita mungkin sudah banyak yang tau, menopause adalah salah satu fase yang harus dilewati oleh banayk wanita diusia lanjut nanti. Menopause biasa terjadi pada wanita di usia sekitar 40 tahun, terjadinya siklus haid yang tidak teratur atau sering disebut menopause terjadi penurunan fungsi ovarium dimana hormone prestogen sudah sangat berkurang tetapi masih ada sedikit hormone estrogen yang sering kali menyebabkan ketidakseimbangan hormonal.
Dari salah satu sumber yaitu kutipan dari rumah sakit mitra kemayoran mengatakan bahwa keluhan klimaterik pada wanita usia antara 45 – 54 tahun sebagai berikut

-Mudah tersinggung, merasa takut,gelisah dan lekas marah 90%
-Gejolak panah(hot flushes) 70%
-Depresi 70%
-Sakit kepala 70%
-Cepat lelah,sulit berkonsentrasi,mudah lupa,dan kurang tenaga 65%
-Berat badan bertambah 60%
-Nyeri tulang dan otot 50%
-Gangguan tidur 50%
-Nyeri tulang dan otot 50%
-Obstipasi 40%
-Jantung berdebar – debar 40%
-Gangguan libido 30%
-Kesemutan 25%
-Berkunang-kunang 20%



Pada menopause biasa terjadi perubahan mood (mood swings) biasa membuat seseorang perempuan mudah merasa sedih atau apapun itu tergantung mood perempuan itu.
berikut tips bagaimana mengelola perubahan mood karena menopause:
1. Perubahan mood bisa menjadi hal yang sulit untuk dihadapi tidak hanya oleh seorang perempuan yang memasuki masa menopause, tapi juga keluarga dan semua orang di sekitarnya. Semua orang ini terlibat dan berada di roller coaster emosional dengannya.
Seperti diketahui, perubahan mood yang drastis disebabkan oleh fluktuasi hormon, sehingga mungkin diperlukan hormon pengganti.
Selain itu, perempuan yang mengalami menopause bisa mengatasi hal ini dengan melakukan perubahan gaya hidup.
2. Melakukan perubahan gaya hidup merupakan metode yang bagus. Perubahan gaya hidup dapat membuat perubahan mood agar lebih mudah dikelola.
Selain melakukan perubahan gaya hidup, melakukan olahraga secara rutin juga dapat membantu mengelola perubahan mood secara signifikan.

Dan Berikut adalah tanda-tanda perubahan emosi/mental yang mungkin tejadi pada perempuan yang mengalami menopause:
1. Perubahan Mood (Mood Swings)
Perubahan mood banyak terjadi pada perempuan yang akan mengalami menopause.
Suatu saat mungkin seseorang merasa senang, namun menit berikutnya dia bisa saja tiba-tiba merasa dalam keputusasaan.
Depresi, mudah marah, cemas, dan kurangnya kesabaran merupakan kondisi emosi yang umum terjadi pada perempuan menopause.
2. Hilangnya Kesenangan
Beberapa perempuan mulai kehilangan kesenangan ketika melakukan kegiatan favoritnya atau bisa jadi merasa lebih frustrasi di tempat kerja. Seringkali hal ini memulai siklus kemarahan dan depresi.
Stres juga dapat memicu kecemasan dan mudah marah. Hal-hal kecil bisa saja memicu kemarahan sehingga menambah penderitaan.
3. Munculnya Kecemasan atau Rasa Panik
Kecemasan atau serangan panik ringan dapat terjadi pada perempuan menopause. Khawatir, ketegangan yang konstan, detak jantung yang cepat, dan ketakutan yang tidak beralasan merupakan beberapa tanda-tanda dari kecemasan.

Gejala
Gejala-gejala yang normal dialami pada masa menopause dan cara menanganinya adalah :
• Hot flashes
Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hubungi dokter bila memerlukan obat-obat antidepresi atau terapi hormonal.
• Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Dapat menggunakan pelumas vagina yang dijual bebas atau krim pengganti estrogen yang digunakan dengan mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan setelah menggunakan krim estrogen segera pergi ke dokter
• Gangguan tidur
Lakukan latihan fisik sekitar 30 menit per hari tapi hindari berolahraga dekat dengan waktu tidur. Hindari alkohol, kafein, makan dalam jumlah besar, dan bekerja tepat sebelum waktu tidur. Usahakan suhu kamar tidur tidak terlalu panas. Hindari tidur siang dan coba untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Dapat dilakukan latihan relaksasi seperti meditasi sebelum tidur
• Gangguan daya ingat
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan tetap aktif selalu
• Perubahan mood
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan aktif selalu
• Penurunan keinginan berhubungan seksual
Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit. Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya. Grup konseling dapat membantu
• Gangguan berkemih
Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Hal tersebut diatasi dengan latihan panggul (pelvic floor exercise) atau Kegel. Kontraksikan otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus (dubur). Tahan kontraksi dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu beberapa detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan total 50 kali per hari) maka dapat memperbaiki kontrol kandung kemih
• Perubahan fisik lainnya
Distribusi lemak tubuh setelah menopause menjadi berubah, lemak tubuh pada umumnya terdeposit pada bagian pinggang dan perut. Selain itu terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput dan jerawat. Sejak meopause, badan wanita menghasilkan sedikit hormon pria testosteron yang mengakibatkan beberapa wanita dapat mengalami pertumbuhan rambut pada bagian dagu, bagian bawah dari hidung, dada, atau perut.
Stadium Menopause
• Menopause prematur (menopause dini)
Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur).
Wanita yang mengalami menopause dini memiliki gejala yang sama dengan menopause pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita yang mengalami menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari mereka yang mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka kejadian osteoporosis dan patah tulang
• Perimenopause
Perimenopause adalah masa dimana kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2 – 8 tahun. Ditambah dengan 1 tahun setelah periode terakhir menstruasi. Tidak ada cara untuk mengukur berapa lama perimenopause ini akan terjadi. Stadium ini merupakan bagian dari kehidupan seorang wanita yang menandakan akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.
Gejala-gejala perimenopause diantaranya adalah :
• Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali)
• Hot flashes
• Keringat malam
• Kekeringan pada vagina
• Gangguan tidur
• Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung)
• Nyeri ketika bersanggama
• Infeksi saluran kemih
• Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
• Tidak berminat pada hubungan seksual
• Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
• Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat
Kontrasepsi oral (pil) sering digunakan untuk pengobatan pada tahapan perimenopause meskipun wanita tersebut tidak memerlukannya untuk tujuan kontrasepsi. Dosis rendah pil kontrasepsi mengurangi gejala hot flashes, kekeringan pada vagina, dan sindroma premenstruasi.
• Postmenopause
Postmenopause adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung
Gangguan Kesehatan
• Osteoporosis
Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur membantu mengontrol regenerasi (pertumbuhan dan perbaikan) tulang. Pada masa menopause, hormon estrogen menurun produksinya sehingga menyebabkab tulang menjadi mudah keropos. Tulang menjadi lemah dan mudah patah. Kondisi ini disebut osteoporosis.
Tatalaksana dari osteoporosis adalah pencegahan terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya sel-sel tulang dan meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya adalah perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol, berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang adekuat. Obat-obatan yang dapat menghentikan kehilangan sel-sel tulang dan meningkatkan kekuatan tulang dapat didiskusikan dengan dokter anda.
• Penyakit Jantung.
Perubahan kadar estrogen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan berat badan yang mengakibatkan peningkatan risiko untuk penyakit jantung dan pembuluh darah.
Terapi
Menopause sendiri adalah bagian yang normal dari perjalanan hidup seorang wanita dan bukan merupakan penyakit yang perlu diterapi. Bagaimanapun juga, terapi dimungkinkan apabila gejala dari menopause mengganggu atau bertambah parah.
Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala yang terjadi dan membuat tubuh terasa lebih sehat. Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah :
• Nutrisi yang cukup à peningkatan risiko osteoporosis dan penyakit jantung meningkat pada saat menopause, karena itu diet yang sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan roti gandum sangat dianjurkan. Tambahkan makanan yang kaya akan kandungan kalsium atau tambahkan suplemen kalsium. Hindari alcohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya hot flashes. Bila merokok, usahakan untuk berhenti
• Olahraga teratur à aktivitas fisik yang teratur membantu untuk menurunkan berat badan, memperbaiki kualitas tidur, menguatkan tulang, dan meningkatkan mood. Jalan cepat, aerobic low impact, dan menari adalah contoh olahraga yang dapat menguatkan tulang. Cobalah berolahraga dengan intensitas sedang sekitar 30 menit per hari
• Mengurangi stress à berlatihlah secara teratur cara untuk mengurangi stress. Meditasi atau yoga dapat membantu untuk relaksasi dan menyesuaikan diri dengan gejala yang dialami pada periode peralihan
• Hormonal
Selama fase perimenopause, beberapa dokter menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi untuk mengurangi gejala yang terjadi. Ketika masuk ke dalam fase menopause, apabila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu maka dapat disarankan untuk terapi hormonal menggunakan hormon estrogen dan progesterone bila masih memiliki rahim atau hormone estrogen bila sudah tidak memiliki rahim. Terapi hormonal ini dapat mengurangi gejala yang terjadi di masa menopause dan mencegah keroposnya tulang.
Terapi hormonal tersedia dalam berbagai macam bentuk, diantaranya adalah tablet atau patch yang ditempelkan ke kulit, Hormon Replacement Therapy (HRT), dan terapi hormonal lokal (vagina). Terapi hormonal dapat mengandung estrogen saja, progesterone saja, testosterone saja, atau kombinasi estrogen-progesteron. Terapi hormonal efektif untuk mengurangi gejala hot flashes dan kekeringan pada vagina. Bagaimanapun juga, terapi hormonal tidak dapat memperbaiki mood maupun gangguan tidur dalam waktu singkat apabila sumber masalahnya tidak diatasi terlebih dahulu. Terapi hormonal dilakukan dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun untuk mengurangi hot flashes.
Terapi hormonal diketahui dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Risiko tersebut meningkat dengan semakin lama pemakaian Hormon Replacement Therapy (HRT) dan dapat dideteksi dalam 1 – 2 tahun pemakaian terapi hormonal. Risiko tersebut menurun ketika terapi hormonal dihentikan dan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk penurunan risiko kembali seperti semula. Terapi hormonal kombinasi juga dikatakan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Terapi hormonal dengan menggunakan estrogen saja berkaitan dengan peningkatan risiko kanker endometrium.
Wanita yang tidak disarankan untuk terapi hormonal adalah wanita yang:
• Memiliki masalah dengan perdarahan vagina
• Memiliki kanker (payudara atau rahim)
• Riwayat stroke atau serangan jantung
• Riwayat penggumpalan darah
• Memiliki sakit liver (sakit hati)
Efek samping dari terapi hormonal adalah :
• Perdarahan vagina
• Rasa penuh di perut
• Nyeri , keras, dan pembesaran pada payudara
• Sakit kepala
• Perubahan mood
• Mual

Sumber: http://osteoporosis.klikdokter.com
http://oketips.com
http://google.com

No comments:

Post a Comment