PENGERTIAN
PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam
fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik;
mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya,
ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang
berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut. Menurut
Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian
mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara
perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku
manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif
sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Tokoh Brislin, Lonner, dan Thorndike, (1973) :
menyatakan bahwa psikologi lintas budaya ialah kajian empirik mengenai
anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan
pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat
diramalkan dan signifikan.
TUJUAN
PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
Tujuan dari lintas-budaya psikolog adalah untuk melihat manusia dan perilakunya
dengan kebudayaan yang ada sangat beragam dengan kebudayaan yang ada disekitar
kita . untuk melihat kedua perilaku universal dan perilaku yang unik untuk
mengidentifikasi cara di mana budaya dampak perilaku kita, kehidupan keluarga,
pendidikan, pengalaman sosial dan daerah lainnya.
HUBUNGAN
PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA DENGAN PSIKOLOGI BUDAYA & ANTROPOLOGI
Hubungan
Psikologi dan Budaya
Pada
awal perkembangannya, ilmu psikologi tidak menaruh perhatian terhadap budaya.
Baru sesudah tahun 50-an budaya memperoleh perhatian. Namun baru pada tahun
70-an ke atas budaya benar-benar memperoleh perhatian. Pada saat ini diyakini
bahwa budaya memainkan peranan penting dalam aspek psikologis manusia. Oleh
karena itu pengembangan ilmu psikologi yang mengabaikan faktor budaya
dipertanyakan kebermaknaannya. Triandis (2002) misalnya, menegaskan bahwa
psikologi sosial hanya dapat bermakna apabila dilakukan lintas budaya. Hal
tersebut juga berlaku bagi cabang-cabang ilmu psikologi lainnya.
Hubungan
psikologi dengan antropologi
Kategori yang sering digunakan untuk merujuk kelompok budaya adalah etnisitas
dan bahasa. Sebuah kelompok etnik diposisikan sebagai satu kelompok budaya.
Demikian juga masyarakat yang menggunakan bahasa khasnya sendiri diperlakukan
sebagai satu kelompok budaya khusus. Asumsinya mendasarkan pada pendapat
Jacques Lacan, yang menyatakan bahwa manusia terkungkung pada bahasa yang
digunakannya. Bahasa adalah penentu budaya manusia. Dunia dipahami manusia dari
kelompok budaya berbeda secara berbeda karena bahasa yang digunakan untuk
memahaminya juga berbeda. Oleh karena itu orang minang, meskipun dilahirkan di
luar Sumatera Barat, namun sepanjang ia dibesarkan dengan bahasa ibu bahasa
minangkabau, maka ia semestinya dimasukkan dalam kelompok budaya minangkabau.
Sebaliknya apabila dia dibesarkan dengan bahasa ibu bahasa jawa, maka
semestinya ia dikelompokkan ke dalam kelompok budaya jawa, meskipun ibu bapanya
orang minang. Lantas bagaimana bila ibu minang, bapak jawa dan sang anak
dibesarkan dengan bahasa indonesia, apakah kemudian sang anak menjadi kelompok
budaya indonesia dan tidak menjadi minang ataupun jawa?
Pada
akhirnya tidak ada kategori kaku yang bisa digunakan untuk melakukan
pengelompokan budaya. Apakah batas-batas budaya itu ditandai dengan ras, etnis,
bahasa, atau wilayah geografis, semuanya bisa tumpang tindih satu sama lain
atau malah kurang relevan.
ETNOSENTRISME
DALAM PSIKOLOGI
Pengertian
:
Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia
hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Etnosentrisme memiliki dua tipe
yang satu sama lain saling berlawanan. Tipe pertama adalah etnosentrisme
fleksibel. Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara
meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap
suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan
perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya. Tipe kedua adalah
etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan
untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu
berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang
lain berdasarkan latar belakang budayanya.
ENKULTURASI
DAN SOSIALISASI
PENGERTIAN
SOSIAL BUDAYA
Sosialisasi
adalah; Proses pembelajaran terhadap norma-norma yang berlaku shg dapat
berperan dan diakui oleh kelompok masyarakat
Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan
dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa
anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan
segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan
sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
No comments:
Post a Comment